Pedagang Sepi ,akibat rumah pengasapan ikan Terendam air |
Grobogan Metro Realita Cyber
Curah hujan yang sangat tinggi di Kabupaten Grobogan Jawa Tengah membuat sejumlah pedagang di Waduk Kedungombo mengungsi mencari tempat pengasapan yang lebih tinggi.
Tempat pengasapan ikan yang dimiliki pedagang terendam banjir akibat meluapnya air di Waduk Kedubombo hingga mencapai intensitas ketinggian air 3 meter.
Sehingga pedagang harus membuat tempat pengasapan yang baru dan tempat yang lebih nyaman untuk menjual daganganya.
Sudah sepekan ini hujan terus menerus sehingga debit air juga semakin naik ungkap Mbah Warni (62)warga Sragen Boyolali Jawa Tengah.'"saya selalu berpindah tempat dan meninggalkan tempat yang lama karena tempat pengasapan sudah di penuhi luapan air banjir waduk Kedungombo yangctak kunjung surut,biasanya air tidak sampai berminggu minggu menggenangi tempat pengasapan,lha ini sudah seminggu sehingga saya mencari tempat jualan lagi,rumah pengasapan pedagang biasanya di tempat yang rendah dari batas 4 M ke bawah permukaan air,hal ini menyebabkan air masuk dan menggenangi rumah-rumah pengasapan,hari ini saya bisa jualan 15 sampai 20 kilo tidak seperti pada saat tidak tergenang banjir seperti ini saya bisa jualan hingga 50 Kilo ikan perhari namun sekarang sepi mas."kata Mbah warni
Curah hujan hingga sampai saat ini Kamis (16/2)membuat pedagang ikan yang membuka pengasapan sepi, Dampak hujan terus menerus merendam puluhan pengasapan milik pedagang ikan bahkan pedagang kesulitan mencari ikan segar dengan ukuran besar.
Pedagang juga mengakui susahnya ikan panggang atau ikan asap pun menjadikan harga naik cukup tinggi,Padahal permintaan dari pendatang yang berwisata di Kedungombo pada hari libur nasional cukup tinggi,dan susahnya mencari ikan besar dan masih segar semakin sulit.
Ngatiman (45) warga Jajar Purwodadi berlibur di obyrk wisata Kedungombo menuturkan." harga ikan segar kini naik hingga Rp 20 ribu per ekor dengan ukuran kecil,Jika biasanya ikan bader perkilo hanya Rp 15 ribu hingga Rp 10 ribu per ekor kini naik menjadi Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu/ekor itupun ukuranya kecil,hal ini lebih diakibatkan oleh menipisnya stok ikan,karena banyak tempat pengasapan pedagang terendam air Kedungombo,pedagang yang berjualan mampu mengasap ikan hanya mampu sedikit serta memanfaatkan batok kelapa untuk memanggang ikan.Ini dilakukan agar menghasilkan api yang bagus pada saat musim hujan."ungkap Ngatiman.
Kendati hampir seluruh wilayah dilokasi rumah pengasapan terendam namun pedagang dalam memanfaatkan tempat pengasapan yang beru biasanya saling bergantian dengan pedagang yang lain untuk mengasap ikan dari permintaan pelanggan yang berwisata di Kedungombo (Bagus Murgan)