32 KK dan 45 PSK GERUDUG PT.KAI DAOP 4 SEMARANG TERKAIT SP 1

Warga penghuni lokalisasi Koplak Kuda Purwodadi
Grobogan Metro Realita 
Tak terima rumahnya digusur rabu (5/10) pukul 11.30 WIB warga Koplak dokar eks Stasiun PT.KAI  Jalan Sopoyono 1 RT. 7 rw. 16 Kelurahan Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan yang terdiri dari 32 KK dan 45 PSK (Wanita Penghibur)bersiap akan grudug kantor PT.KAI Daerah Operasional 4 Semarang.
Penghuni lokalisasi koplak yang sebelumnya merasa kaget setelah kedatangan tamu Muspika bersama anggota PTKAI memberikan surat edaran SP 1 ,Semarang 30 September 2016 yang berisi pemberitahuan peringatan SP~1 Nomor : KA.203/X/1/DO/4.2016 yang berisi kepada seluruh penghuni lapak /kios ilegal yang berada berada diatas tanah PT.KAI (persero) dipasar Purwodadi Koplak Dokar supaya membongkar kios/lapak miliknya paling lambat 10 oktober 2016,apabila dalam waktu yang dicantumkan tidak mengindahkan pemberitahuan ini maka tim penertiban aset DAOP 4 akan melakukan penertiban yang ditanda tangani oleh Senior Manager Penjagaan Aset Daerah DAOP ~ 4 Semarang Eman Sulaiman.
Jamal (56) warga Putatsari Grobogan pemilik Lapak di Eks PT.KAI mengatakan."kalau lapak kami Ini digusur nggak apa cuma masalah pembongkaran tenggang waktunya jangan terlalu dekat,Kalau bisa dikasih alokasi ditempatkan ke yang lain seperti lokasi Gunung Butak,kalau bongkar harus semuanya bahkan tanah yang digunakan untuk pemukiman statusnya juga harus dibongkar dan dimanfaatkan peruntukanya,sebenarnya Kalau saya ingin menghilangi prostitusi penghuni koplak sanggup,bahkan kalau penghuni ditarik bayar pajak lagi semuanya bersedia."ungkap Jamal pensiunan guru.

Warga Grobogan yang memanfaatkan tanah PT KAI DAOP 4 Semarang sudah turun temurun bahkan disini sudah terjadi sistim pembayaran sewa seperti Depo tanah warga tiap 1 merter 10 ribu dari petugas PT.KAI.
Hal ini juga dibenarkan Karliono (52) warga Jengglong yang memanfaatkan tanah PT.KAI untuk lokalisasi dan warung,"mengatakan Dahulu kami disuruh bayar setoran pajak dan yang bagian narik namanya Bambang petugas PT.KAI Semarang dengan salah satu orang temanya yang rumahnya di kunduran Blora dan sejak Tahun 2009 hingga sampai sekarang tidak ditarik lagi kalau saya harus bayar pajak lagi saya siap kok pak,saya bersedia bongkar lapak asal dikasih waktu karena juga mendadak butuh biaya."Ungkapnya
Hingga sampai saat ini sebelum terbit SP 2 warga lokalisasi Koplak akan ke DAOP 4 Semarang karena didalam lokalisasi ada mushola satu satunya milik Sumi (53) masih aktif dan sering digunakan.
kondisi dilapangan setelah penerbitan SP 1 sampai saat ini aman bahkan sebagian penghuni Lapak di Lokalisasi juga merelakan lapaknya dibongkar  dengan menimbang manfaatnya kedepan.
Tokoh Warga lokalisasi pemilik lapak seperti Jamal ,Karliono ,Hartoyo dan lainya mengatakan,"saya membangun bangunan rata rata sekitar 30 juta sampai 40 juta,dan disini
sudah 15 tahun tidak ada masalah dulunya disini tak terurus dan masih berlobang seperti rowo,saya mengurug dan mendirikan bangunan puluhan juta rupiah uang yang saya keluarkan,namun setelah ada SP 1 barang barang dan isi rumah belum saya pindahkan ,karena saya butuh biaya." ungkap Hartoyo didampingi warga lainya.
Gejolak SP 1 yang dibawa oleh Petugas PT KAI dan diberikan kepada 32 KK berupa foto copy terhadap penghuni Stasiun Lokalisasi Koplak Jaran dirasa diterima dengan lapang dada,namun warga masih menghendaki pembongkaran diberi waktu tidak secepat itu mengingat warga juga harus mengurusi surat surat berupa KTP ,KK dan urusan Bank atau koperasi lainya ,bahkan warga yang sudah bertahun tahun hingga memiliki anak sekolah di lokasi terdekat akan segera dipindahkan.

Nasib sial yang menimpa Siti Marwah (34)warga Desa Temurejo Karangrayung Grobogan Janda memiliki 4 orang anak ini tidak tahu akan berakhir salang tunjang mengatakan." anak saya harus pindah sekolah dan masih ngurusi isi rumah seperti perabotan salon mixer komplit karaoke,padahal saya kontrak dirumahnya Jamal 600 ribu /bulan untuk menghidupi 4 orang anak dan orang tua."ungkapnya
Sebenarnya penghuni Lokalisasi Koplak Kuda merasa sudah tak betah tinggal disitu karena pada saat musim hujan air masuk rumah pasti selalu ditawu saluran sering mampet dan tercium bau menyengat.
Koplak Stasiun Lokalisasi juga lengkap dengan tokoh Pemuda Karang Taruna dalam menertibkan penghuni yang sering keluar masuk denga cara meminta ktp identitas diri pendatang baru.
Dari data yang dihimpun bila ada pendatang yang tak memiliki KTP pasti ditolak untuk bermalam ,Biasanya bagian mengurus pendataan Penghuni adalah Biyono (43),Wawan 41),serta keamanan ditanggung bersama oleh 32 KK.Tempat Parkir diarea lokalisasi tersebut dipasrahkan orang lain dikelola dan masuk saku sendiri.Bahkan bila ada terjadi sepeda motor hilang lokalisasi tersebut tak bertanggung jawab.
Lebih hebatnya Penghuni Lokalisasi khusunya PSK di Koplak Kuda tidak pernah disuntik vaksin selama 5 bulan,biasanya sebulan sekali namun akhir akhir ini tak pernah lagi ada suntikan vaksin,sehingga rawan terjadi penyakit menular.
Dari keterangan PSK yang tak mau disebut namanya bahwa distasiun Lokalisasi
yang kurus kurus pasti kena penyakit,terkait dengan sering terjadinya orang mati di dalam stasiun Lokalisasi Koplak Kuda biasanya orang mati distasiun gara gara dosis obat seperti Sumekar(46)Warga  Desa Mangunrejo Dempet Demak ,dan Yuli (43) warga Blora mati disini gara gara mabuk kemudian ditusuk orang yang tak dikenal hingga mbrodol sampai ususnya terburai,disoal untuk pendapatan masing masing lapak ,"sehari kadang blong hanya laku 3 samapai 5 Bir ."ungkapnya (Bagus Murgan)




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

INFORMASI GROBOGAN