PENJAGA MAKAM SERING MELIHAT WANITA CANTIK MAIN DIPOHON

Grobogan Metro Realita
PENJAGA KUBUR MAKAM BANYUONO BERTAHUN TAHUN TAK PERNAH MENERIMA UPAH NAMUN TABAH MENERIMA KENYATAAN MESKI SERING MELIHAT HANTU CANTIK
Meski tak mendapat upah "Alhamdulillah, saya masih diberi kesehatan untuk menjaga dan merawat tempat pemakaman umum Banyuwono sejak dari buyut sampai turun temurun merawat membersihkan pemakaman serta menjaga keamanan meski tidak pernah mendapatkan tunjangan setiap bulan yang berasal dari pendapatan asli kelurahan purwodadi namun masih ada sumbangan lain yang  tidak mengikat seperti peziarah dan pendatang ke kubur.”ungkap penjaga kubur


Kenyataan dilapangan penjaga kubur di tempat pemakaman umum Banyuono yang terletak di Kelurahan Purwodadi sampai saat ini belum pernah menerima upah bulanan.Padahal penjaga makam Banyuono ini telah diberi surat tugas dari Kelurahan Purwodadi No 284.3/2/6/XII/2012 dengan dasar hasil musyawarah RT ,RW dikantor kelurahan Purwodadi pada hari rabu 5 desember 2012.tentang meninggalnya mbah temon sebagai juru kunci penjaga makam maka sebagai gantinya adalah anaknya yang bernama Kady Pitoyo Bin Temon.
Namun sampai saat ini Penjaga makam Banyuono Kady Pitoyo (58) warga Jl.Taman Makam Pahlawan Rt 12 Rw 21 Kel,Purwodadi Grobogan sejak tahun 2012 hingga 8 agustus 2016 telah bekerja rajin penuh rasa syukur menjaga dan merawat makam banyuono yang dikenal oleh masyarakat sebagai makam umum paling terbesar di Kabupaten Grobogan.
Saat ditemui dirumahnya Kady Pitoyo Bin Temon pukul 20.30 wib (5/8) didampingi warga Iwan(52) Bamang (43) mengatakan .”setiap hari kami selalu menjaga makan Banyuono terkait kebersihan dan penerangan makam,”saya berharap agar makam tidak terlalu gelap sehingga memudahkan bagi para peziarah bila malam hari berkunjung kemakam Banyuono tersebut,padahal banyak peziarah yang datang dari luar kota seperti Pati ,Kudus ,Jepara tiap hari Kamis malam Jumat Legi ada yang minta diantarkan ke lokasi makam Ki Ageng Banyuono.Mengingat selain keramat pada tahun tahun yang lalu pernah terjadi hal yang menghebohkan warga seperti penampakan.Kami sendiri sering melihat tempat tertentu di pohon yang tak perlu kami sebutkan keberadaan orang cantik dan putrinya bermain sering disitu,dan bila ada orang yang mau meninggal terkadang saya bermimpi menjenguk orang dirumah sakit.”kata Kasdy.
Makam Ki Ageng Banyuono yang dikenal sebagai keturunan raja mataram terletak di sebelah barat dan dikelilingi oleh pemakaman umum namun keramik dan diding lokasi makam Kiageng Banyuono sangat memprihatinkan seperti lantai sudah rusak atap bocor.Biasanya peziarah yang berkunjung ke Ki Ageng Banyuono bila malam hari mengisi pulsa listrik sendiri.
Pada tahun 2009 pohon mahoni besar tepat depan Punden Kiageng Banyuono tumbang,kemudian ataskesepa katan warga kemudian dijual dan mendapat uang sebesar Rp 17 juta rupiah yang digunakan untuk membangun bagian depan pagar keliling setinggi 2,5 meter.
Kemudian pada tahun 2013 Kembali Ada pohon tumbang dimakam Banyuono lalu dijual dan mendapat hasil 10 juta rupiah uangnya diserahkan ke kelurahan Purwodadi menurut informasi penjaga kubur uang tersebut diserahkan ke ketua RW Bambang dan dibelikan obat rumput.
Hingga saat ini penjaga tempat pemakaman umum banyuono menginginkan agar disekeliling makam diberi penerangan lampu minimal 15 titik  agar peziarah yang berkunjung tidak kesandung patok kubur.Bahkan Fakta yang ada,sampai saat ini penjaga makam banyuono sudah bertahun tahun tak pernah menerima honor dari pemerintah atau upah tapi tetap dapat membeli kebutuhan makam seperti sapu dan alat kebersihan lainya yang didapat dari kantongnya sendiri.(Bagus Murgan)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

INFORMASI GROBOGAN