Budiyanto Pensiunan Perhutani Pedagan Hutan Kota Purwodadi |
Pedagang di Kios Hutan Kota Purwodadi resah karena dagangan yang dijualnya sepi.Seperti nasib yang dialami Budiyanto(65) pensiunan Perhutani warga Kuripan - Purwodadi pedagang kios di hutan kota tersebut yang terletak disisi Barat hutan kota menjual barang daganganya tiap hari seperti jualan minuman kopi dan gorengan.
“Saya berdagang disini sudah lama hampir 4 tahun bahkan sejak belum di dirikan kios hutan kota disini, namun semenjak pindah pada kios di hutan kota malah keadaanya sepi pengunjung bahkan sebagian pedagang banyak yang meninggalkan kios sampai bertahun tahun tidak dibuka,MCK umum yang sudah disediakan tak terurus karena sepi sehingga saya harus membayar tagihan listrik dan PDAM
dengan uang pensiun saya sendiri,saya berharap dinas terkait mendata lagi pedagang yang sudah lama nggak pernah buka agar hutan dimanfaatkan yang benar,sehingga tak digunakan lagi anak anak sekolah yang pacaran,nongkrong dan mabuk mabukan.”ungkap Budi
Sebanyak 27 kios yang terletak di hutan kota tersebut hanya beberapa pedagang saja yang jualan bahkan sebagian sudah meninggalkan kios tersebut sehingga aliran listrik dan PDAM mangkrak.fenomena tersebut juga nampak ada beberapa kios yang sudah ditutupi triplek sebagai penyekat ruangan bagian dalam.WC Umum lampu listrik sudah padam tak terurus,
Hingga Selasa ( 23/8 ) 2016 Pukul 16.30 WIB ,Banyak paving blok jalan sebagian sudah rusak ,Pohon di Hutan tersebut tak terurus ,saluran menimbulkan arroma tak sedap ,Padahal Dinas Cipta Karya tata ruang dan kebersihan (DCK TRK) Hutan Kota Purwodadi membangun dengan uang APBD 2013 sebesar Rp.1,4 Miliard terdiri dari 27 Kios menghadap pada jalan Gajahmada kearah Selatan disisi tepat sebelah timur Polres Grobogan.Hutanya memiliki luas 2,700 meter persegi dan 27 kios memiliki luas 3.700 meter persegi.
Aris Ilham (45) Tokoh masyarakat dan anggota (GMPL)Gerakan Masyarakat Peduli Lingkungan Grobogan .”kalau sudah tak ditempati oleh pedagang ya seperti ini jadinya contohnya limbah dari pembuangan kotoran dagangan tak mungkin dapat langsung mengalir dan akan berhenti mengering terkecuali pedagang membuka kiosnya semua sehingga air dapat mengalir deras,kalau hanya segelintir pedagang mana bisa mengalir ,”Harapan saya agar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pertambangan dan energi (Disperindagtamben) Kabupaten Grobogan segera mengambil langkah tegas untuk menertibkan pemilik surat hak penempatan (SHP) yang lama dan tak pernah jualan hingga bertahun tahun dan berbulan bulan tersebut,bila sudah tak mau jualan di hutan kota alihkan pada yang mau jualan dan jangan jadikan hutan kota tempat kosong dan mangkrak,Monggo Disperindag ambil langkah tegas agar Grobogan benar benar Bersemi Asri dan Indah.”ungkap aris Ilham.
Banyak kios yang masih mangkrak di lokasi Hutan Kota Purwodadi hingga saat ini masih belum terselesaikan, segelintir pedagang yang berjualan di kios tersebut juga berharap agar ada temanya berdagang dan mengharapkan Disperindag mendata melalui (rakor) mendata ulang kembali pemilik Kios yang lama masih mangkrak dan meninjau lokasi adanya penambahan pelebaran kios pada tempat parkir.(Bagus Murgan)